Tahapan Perkembangan Tim

Setelah sebelumnya saya membahas tentang Tujuan, Tugas Dan Tanggung Jawab Dalam Tim. Di dalam kesempatan kali ini saya akan membahas tentang Tahapan Perkembangan Tim, mudah-mudahan ilmu ini sangat bermanfaat bagi kita semua. Berikut adalah penjelasannya :

Sebuah tim kerja yang berprestasi tidak terbentuk secara instant, melainkan melalui proses dan tahapan yang dimulai dari pembentukan rasa kekelompokan, fase pancaroba, fase pembentukan norma, sampai pada fase berprestasi. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang tahapan atau fase-fase perkembangan suatu tim dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Tahap pembentukan rasa kekelompokan

Tahap pembentukan rasa kekelompokan merupakan tahap awal dalam proses kerja sama tim. Pada tahap ini setiap individu dalam kelompok melakukan berbagai penjajagan terhadap anggota lainnya mengenai hubungan antarpribadi yang dikehendaki kelompok. Pada tahap pertama inilah secara berangsur-angsur mulai diletakkan pola dasar perilaku tim, baik yang berkaitan dengan tugas tim maupun hubungan antarpribadi anggota tim.

Pada tahap ini tujuan tim masih belumjelas karena masih mencari-cari bentuk. Dalam kaitannya dengan hubungan antarpribadi, semua anggota mulai meraba-raba dan menjajagi situasi tim. Kondisi terakhir yang diharapkan terjadi pada fase ini adalah hilangnya kekuatan dalam hubungan antarpribadi. Semua anggota merasa bahwa mereka berada dalam satu kesatuan tim. Diluar mereka adalah orang-orang lain yang bukan termasuk anggota tim. Produk akhir dari fase forming ini diharapkan terbentuknya rasa kekelompokan diantara anggotanya.

b. Tahap pancaroba

Pada fase kedua dari proses perkembangan tim adalah upaya memperjelas tujuan tim mulai tampak, dan partisipasi anggota mlai meningkat. Sadar atau tidak sadar, pada tahap ini anggota tim mulai mendeteksi kekuatan dan kelemahan masing-masing anggota tim melalui proses interaksi intensif. Fase ini ditandai oleh mulai terjadinya konflik satu sama lain, karena setiap anggota semakin menonjolkan rasa keakuannya maing-masing. Anggota yang merasa kuat mengeksploitir anggota lain yang terlihat lemah, atau bahkan ada anggota yang terlihat menentang timnya. Salah satu cirri penting pada fase ini adalah, dengan berbagai cara apapun anggotanya akan tetap saling mempengaruhi satu sama lain. Oleh karena itu pada tahap ini akan sangat rawan konflik dan ketegangan.

Dalam tahap pancaroba ini, semua anggota sudah mulai mengenal siapa dirinya dan siapa orang lain dalam kelompoknya. Mulai terlihat kekuatan dan kelemahan masing-masing anggota dan mulai diketahui siapa yang pantas diserahi tugas dan tanggung jawab sebagai pimpinan tim, siapa pemikir, siapa pelaksana dan lain sebagainya, sehingga peran masing-masing anggota mulai jelas.

Dalam perkembangan sebuah tim, fase pancaroba ini merupakan fase yang paling panjang perjalanan waktunya. Sebab di dalam fase inilah melalui berbagai bentuk konflik dan kerja sama muncul kesadaran dan pemahaman dari setiap anggota tim tentang adanya aspek-aspek kepribadian yang unik dalam hubungan interpersonal, seperti perbedaan persepsi, perbedaan cara berkomunikasi, perbedaan dalam gaya kepemimpinan, perbedaan wawasan dan sebaginya.

c. Tahap pembentukan norma

Dalam fase ketiga ini meskipun konflik masih terjadi, tetapi anggota tim mulai melihat karakteristik kepribadian masing-masing secara lebih mendalam, sehingga dapat memahami mengapa terjadi perbedaan dan konflik. Setiap anggota tim mulai mengatur cara-cara berkomunikasi dengan orang-orang tertentu, cara membantu orang lain, dan cara memperlakukan orang lain dalam tim.

Setiap anggota mulai merasakan perlunya kesatuan pendapat mengenai perilaku yang boleh dan yang tidak boleh ditampilkan dalam pergaulan timnya, sehingga melahirkan nilai-nilai dan norma-norma kelompok. Kondisi akhir dari tahap pembentukan norma ini adalah terciptanya suasana kerja yang penuh keharmonisan dalam tim.

d. Tahap berprestasi

Pada fase berprestasi ini, tim sudah memiliki suasana hubungan kerja yang harmonis antara anggota satu dengan yang lainnya. Norma kelompok telah disepakati. Demikian pula tujuan dan tugas tim serta peran masing-masing anggota sudah mulai jelas. Terwujud suatu keterbukaan dalam komunikasi, interaksi, dan kerja sama dengan mentolerir perbedaan pendapat.

Pada tahap inilah sebuah tim dapat berprestasi dan menjadi tim yang solid. Dalam hal ini tim mampu berbuat secara efektif dan produktif, sehingga tim menampilkan prestasi kerja yang optimal. Fungsi kepemimpinan sangat mewarnai kinerja tim, demikian pula kedewasaan anggota tim juga menentukan sejauh mana kemampuan bertahan sebuah tim dalam melewati tahapan kesulitan.

Inti dari pelajaran kita kali ini adalah Sebuah tim kerja yang berprestasi tidak terbentuk secara instant, melainkan melalui proses dan tahapan yang dimulai dari pembentukan rasa kekelompokan, fase pancaroba, fase pembentukan norma, sampai pada fase berprestasi.

Popular posts from this blog

Istilah-Istilah Dalam Bertelepon

Teori Marketing Perhotelan

Strategi Dan Perencanaan Pemasaran