Arti Bahasa Tubuh
Perilaku non- verbal mempunyai peranan penting dalam berkomunikasi dengan orang lain. Dalam suatu komunikasi, biasanya kita lebih cenderung mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan kata-kata. Namun sebenarnya banyak hal yang dapat dilakukan dengan bahasa tubuh. Tingkah laku non verbal merupakan bagian yang penting dalam berkomunikasi dengan orang lain, karena informasi atau pesan ada yang disampaikan atau diperoleh melalui bahasa tubuh.
Komunikator dapat menjadikan dirinya sensitive terhadap isyarat-isyarat non-verbal dari komunikan. Tiga bentuk bahasa tubuh yang cukup berpengaruh dalam proses komunikasi non-verbal, yaitu kinetik, paralinguistic, dan proksemik.
a. Kinetik
Kinetik adalah perilaku tubuh yang meliputi gerak badan, gerak tangan, ekspresi wajah, gerak mata, dan lain-lain. Kinetik juga menyangkut cirri-ciri fisik, seperti keadaan jasmani, tinggi badan, berat badan, bentuk badan, dan penampilan tubuh secara umum. Dalam hal ini pikiran dan perasaan banyak yang ditampilkan dalam bahaa tubuh bentuk kinetik.
Mata, kontak mata secara langsung, menghindari kontak mata secara langsung, mata kebawah, mata menatap ke suatu benda, mata menyipit, dan mata berair atau tangisan. Mulut, senyuman, bibir rapat, bibir digigit-gigit, dan mulut terbuka tanpa bicata (melongo). Ekspresi wajah, kontak mata yang disertai senyuman, mata berkerut disertai mulut tertutup rapat, mata dan mulut tampak kaku.
Kepala, kepala dalam posisi tegak, kepala mengangguk-angguk, kepala menggeleng-geleng, kepala mengangguk dan kaki menghentak, memegang kepala dengan kaku, kepala menunduk. Bahu, bahu busung kedepan, bahu tampak lemas/membungkuk dan melengkung, sikap mengangkat bahu. Kaki dan mulut, kaki dan mulut dalam keadaan santai, kaki menyilang dan berulang-ulang dalam posisi duduk, kaki dibuka dan ditutup secara berulang-ulang dalam posisi duduk.
Keseluruhan tubuh, penggung berayun-ayun dan tangan bertopang pada sandaran kursi, punggung bersandar dan tangan bertopang pada sandaran kursi dan tidak menatap lawan bicara, duduk santai dan menatap kemuka.
b. Paralinguistik
Paralinguistik dapat memperkaya informasi tentang keadaan emosi, pikiran, dan sikap seseorang atau dapat pula menunjukkan bagaimana suatu penbicaraan disampaikan. Beberapa isyarat vokal dalam paralinguistic, meliputi tingkat bunyi suara dan kelancara dalam bicara.
Tingkat bunyi suara, berbisik atau suara kecil tidak terdengar, pertukaran yang tidak teratur dalam bunyi suara, dan suara rendah. Kelancaran dalam bicara, kegagapan atau keraguan dalam bicara, ratapan atau berkata dengan keluhan, sikap diam dan tidak mau bicara.
c. Prosemik
Prosemik erat hubungannya dengan pengaruh keadaan diri dan lingkungannya. Dalam komunikasi, prosemik meliputi penggunaan ruangan, pengaturan mebeler, pengaturan tempat duduk, serta jarak antara komunikator dan komunikan.
Jarak, sikap duduk yang menjauhkan diri (menunjukkan tempat telah dilanggar, terjadi keguncangan jiwa, atau tempat duduk yang kurang nyaman), sikap yang mendekatkan diri (menunjukkan keinginan mencapai hubungan interpersonal yang lebih baik dan lebih intim). Posisi dalam ruangan, selalu ingin duduk dibelakan atau disamping suatu benda tertentu dalam ruangan, menunjukkan keinginan untuk mencari perlindungan, bersembunyi, atau sikap mengasingkan diri.
Komunikator dapat menjadikan dirinya sensitive terhadap isyarat-isyarat non-verbal dari komunikan. Tiga bentuk bahasa tubuh yang cukup berpengaruh dalam proses komunikasi non-verbal, yaitu kinetik, paralinguistic, dan proksemik.
a. Kinetik
Kinetik adalah perilaku tubuh yang meliputi gerak badan, gerak tangan, ekspresi wajah, gerak mata, dan lain-lain. Kinetik juga menyangkut cirri-ciri fisik, seperti keadaan jasmani, tinggi badan, berat badan, bentuk badan, dan penampilan tubuh secara umum. Dalam hal ini pikiran dan perasaan banyak yang ditampilkan dalam bahaa tubuh bentuk kinetik.
Mata, kontak mata secara langsung, menghindari kontak mata secara langsung, mata kebawah, mata menatap ke suatu benda, mata menyipit, dan mata berair atau tangisan. Mulut, senyuman, bibir rapat, bibir digigit-gigit, dan mulut terbuka tanpa bicata (melongo). Ekspresi wajah, kontak mata yang disertai senyuman, mata berkerut disertai mulut tertutup rapat, mata dan mulut tampak kaku.
Kepala, kepala dalam posisi tegak, kepala mengangguk-angguk, kepala menggeleng-geleng, kepala mengangguk dan kaki menghentak, memegang kepala dengan kaku, kepala menunduk. Bahu, bahu busung kedepan, bahu tampak lemas/membungkuk dan melengkung, sikap mengangkat bahu. Kaki dan mulut, kaki dan mulut dalam keadaan santai, kaki menyilang dan berulang-ulang dalam posisi duduk, kaki dibuka dan ditutup secara berulang-ulang dalam posisi duduk.
Keseluruhan tubuh, penggung berayun-ayun dan tangan bertopang pada sandaran kursi, punggung bersandar dan tangan bertopang pada sandaran kursi dan tidak menatap lawan bicara, duduk santai dan menatap kemuka.
b. Paralinguistik
Paralinguistik dapat memperkaya informasi tentang keadaan emosi, pikiran, dan sikap seseorang atau dapat pula menunjukkan bagaimana suatu penbicaraan disampaikan. Beberapa isyarat vokal dalam paralinguistic, meliputi tingkat bunyi suara dan kelancara dalam bicara.
Tingkat bunyi suara, berbisik atau suara kecil tidak terdengar, pertukaran yang tidak teratur dalam bunyi suara, dan suara rendah. Kelancaran dalam bicara, kegagapan atau keraguan dalam bicara, ratapan atau berkata dengan keluhan, sikap diam dan tidak mau bicara.
c. Prosemik
Prosemik erat hubungannya dengan pengaruh keadaan diri dan lingkungannya. Dalam komunikasi, prosemik meliputi penggunaan ruangan, pengaturan mebeler, pengaturan tempat duduk, serta jarak antara komunikator dan komunikan.
Jarak, sikap duduk yang menjauhkan diri (menunjukkan tempat telah dilanggar, terjadi keguncangan jiwa, atau tempat duduk yang kurang nyaman), sikap yang mendekatkan diri (menunjukkan keinginan mencapai hubungan interpersonal yang lebih baik dan lebih intim). Posisi dalam ruangan, selalu ingin duduk dibelakan atau disamping suatu benda tertentu dalam ruangan, menunjukkan keinginan untuk mencari perlindungan, bersembunyi, atau sikap mengasingkan diri.