Cara Membangkitkan Komunikasi Non-Verbal

Dalam kenyataannya, bahwa antara pesan dan bahasa tubuh adalah sama dan sebangun atau kongruen. Tubuh dan suara adalah merupakan kurir yang membawakan pesan Anda. Dengan menggunakan ekspresi wajah, gerak tubuh, suara, dan postue secara efektif, Anda dapat menyampaikan pesan kongruen yang akan memperkuat komunikasi.

Pesan kongruen adalah pesan yang memiliki perkataan, ekspresi wajah, gerak tubuh, dan postur yang selaras. Wajah Anda mengatakan hal yang sama dengan perkataan atau pikiran Anda. Untuk membangkitkan komunikasi non-verbal dan pesan yang kongruen dapat dilakukan melalui bahas tubuh sebagai berikut.

a. Kontak mata
Kontak mata yang sering dilakukan ketika berbicara akan membangun dan membina jalinan tingkat tinggi dalam komunikasi. Pandanglah lawan bicara, tetapi tidak lebih dari tiga detik. Pandangan yang lebih dari tiga detik sering diartikan sebagai tatapan kebencian atau kesukaan. Jangan memandang ke atas wajah lawan bicara. Sebab sikap seperti itu menunjukkan ketidak siapan dalam hubungan interpersonal.

b. Ekspresi wajah
wajah Anda sebenarnya merupakan alat komunikasi yang sangat kuat. Pesan non-verbal yang dilakukan melalui alis yang terangkat, sunggingan senyum, dahi berkerut, anggukan kepala, mata melebar, dan mulut terbuka adalah setara dengan ribuan kaata atau kalimat. Oleh karena itu, gunakanlah wajah Anda secara efektif untuk menyampaikan perasaan dan pikiran.

c. Nada suara
Kongruensi wajah-suara menjadi alat yang sama ampuhnya dengan ekspresi wajah. Nada, volume, dan kecepatan suara adalah bumbu komunikasi, yaitu memberi cita rasa pada wajah dan gerak tubuh, sehingga irama komunikasi menjadi indah, menarik, dan menyenangkan. Dengan demikian nada, perubahan, dan kualitas suara dapat dimanfaatkan untuk menyatakan kegembiraan, kekecewaan, keraguan, kepastian, ketidak pastian, serta pikiran dan perasaan lainnya. Misalnya, suara lirih biasanya menandakan suatu hal yang penting atau rahasia, suara lantang menandakan semangat, kemarahan, atau perhatian. Variasi suara bahkan mempengaruhi informasi atau pesan yang biasa sekalipun.

d. Gerak tubuh
Gerak tubuh yang meliputi gerak tangan dan gerak lengan yang alami dan terarah akan memberi penekanan pada pesan Anda. Pastikan Anda menggerakkan lengan dan tangan diluar garis vertical yang dibentuk oleh kerangka tubuh. Bayangkan dua garis vertical yang ditarik dari bahu Anda ke lantai. Biasanya gerak tubuh terjadi diantara dua garis tersebut. Gerak tubuh diluar kedua garis ini mengirimkan pesan ajakan secara inklusif. Gunakan telapak tangan terbuka ketika berbicara pada seseorang. Gerakan ini mengajak orang itu berpartisipasi. Gerakan tangan yang direncanakan dan terarah dapat menunjukkan ide secara visual. Perhatikan contoh berikut ini!
Ini adalah sila kedua Pancasila,” seraya Anda mengangkat dua jari.
Gerakkan satu tangan ke samping sambil berkata, “Di satu pihak,” dan gerakkan tangan yang lainnya ke arah yang berlawanan sambil berkata, “Di lain pihak”.

e. Sosok (postur)
Dalam hal ini yang penting adalah cara kita membawa diri atau cara menegakkan tubuh dan bergerak. Perasaan dan pikiran kita sedapat mungkin muncul pada postur kita juga. Pada saat kita senang/gembira dan bersemangat, postur kita akan tegak dan kokoh. Pada saat kita murung/sedih dan tidak bersemangat, postur kita akan lemas dan lunglai.

Popular posts from this blog

Teori Marketing Perhotelan

Istilah-Istilah Dalam Bertelepon

Strategi Dan Perencanaan Pemasaran