Jasa di Balik Kos

Akuntansi menggunakan satuan mata uang karena satuan tersebut paling mudah untuk mengkuantifikasi objek atau jasa ke dalam satuan yang homogenus dan juga karena harga dalam satuan uang adalah cara yang sudah umum untuk menyatakan kesepakatan dalam pertukaran. 

Dari segi akuntansi, sebenarnya bukan uang atau harga itu sendiri yang mempunyai arti penting melainkan justru potensi jasa yang ada di balik angka kos lah yang mempunyai arti penting. Potensi jasa tersebut adalah daya, kemampuan, atau Dari segi akuntansi, sebenarnya bukan uang atau harga itu sendiri yang mempunyai arti penting melainkan justru potensi jasa yang ada di balik angka kos lah yang mempunyai arti penting. 

kapasitas yang kalau ditukarkan dapat menimbulkan daya, kemampuan, atau kapasitas lain yang kekuatannya (besarnya) paling tidak sama dengan yang sebelumnya dimiliki perusahaan yang direpresentasi dalam bentuk kos. Misalnya, kas Rp5.000.000 ditukarkan dengan mesin, ini berarti bahwa daya beli (kos Rp.5.000.000) ditukarkan dengan daya produksi (kos Rp.5.000.000).

Arti penting kos sebagai bahan olah akuntansi sebenarnya dapat dikenali keterbatasan akuntansi dalam memberikan informasi untuk kepentingan pengambilan keputusan. Informasi akuntansi merupakan sebagaian dari informasi yang mungkin dibutuhkan untuk pengembalian keputusan oleh pihak eksternal dan manajemen. 

Lebih dari itu, pertimbangan dan kebijakan didasarkan pada data akuntansi secara cukup mendalam, akhirnya keputusan yang dihasilkan akan mencerminkan juga pengaruh data nonakuntansi dan akan diwarnai dengan hal-hal yang sangat kualitatif dan subjektif seperti; tujuan secara keseluruhan, sasaran jangka pendek, peraturan pemerintah alasan politik, dan sebagainya.

Kos Melekat 
Kos melekat pada objek yang direpresentasinya sehingga kos bersifat  mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah atau digabung-gabungkan kembali mengikuti objek yang dilekatinya. Kos mempunyai daya saling mengikat antara satu dengan yang lainnya mengikutiikatan objek-objek yang disimbulkannya. 

Dasar pikiran konsep ini adalah bawha tujuan pengelompokan, pemecahan, dan penggabungan kos adalah untuk mengikuti aliran upaya (effort) dalam menyediakan produk atau jasa. Produk biasanya mempunyai manfaat atau utilitas (utility) baru yang lebih besar daripada manfaat masaing-masing komponen secara terpisah. 

Berbagai jenis  kos sekadar dikelompokkan kembali untuk menentukan kos yang melekat pada produk akhir. Nilai tambahan baru (additional utility) yang dikandung produk yang tidak dicatat. Kos melekat dilandasi oleh konsep kos yang disebut kos terkandung (embodied cost) yaitu kos yang benar-benar terkandung dalam suatu objek atau produk sebagai pasangan kos penggantian (displacement cost) yaitu kos seandainya objek tersebut tidak ada dan harus diadakan sehingga maknanya sama dengan kos kesempatan (opportunity cost). 

Jadi, untuk barang sebagai hasil akhir kegiatan produksi, kos terkandung adalah kos komponen yang melekat pada barang tersebut sedangkan kos penggantian adalah price-aggreate yang tidak jadi diperoleh klau barang tersebut tidak ada (nilai keluar/harga jual) atau price aggregate yang haru dikorbankan kalau perusahaan tidak memproduksi barang tersebut (nilai masukan).

Saat Pengakuan Nilai Tambah
Secara ekonomik, kegiatan perusahaan terdiri atas penggabungan berbagai factor produksi untuk menghasilkan produk baruyang manfaatnya kebih tinggi. Kalau kegiatan produksi menggunakan bahan baku dan bermacam-macam factor produksi, kegiatan akuntansi menggunakan kos untuk menyatakan pemprosesan factor produksi tersebut. 

Tujuan kegiatan akuntansi adalah mengikuti secara tepat pengubahan tersebut dengan menggolongkan, memecah, dan mengikhtisarkan kos bahan baku, kos tenaga kerja, kos jasa mesin (depresiasi),dan kos faktor produksi lainnya sehingga seluruh kos tersebut secara bersama-sama akan membentuk kos produk (product-cost).

Kalau penjualan sudah terjadi dan penghargaan sepakatan lebih tinggi dari pada gabungan kos    (kos produk) maka nilai tambahan tersebut telah dapat ditentukan secara objektif jumlah rupiahnya. Penjelasan ini mendasari prinsip akuntansi yang menentukan bahwa pendapatan hendaknya diakui setelah pendapatan tersebut terrealisasi (realized).

Realisasi pendapatan melalui penjualan sebenarnya menandai dan mengukur dua macam kos baru sebagai bahan olah akuntansi selanjutnya yaitu :
1.Kos baru sebagai penggantian kos yang melekat dan dikorbankan (keluar dari kesatuan usaha) yang merepresentasi upaya penyediaan produk atau jasa yang diserahkan kepada pembeli produk.

2.Kos baru sebagai tambahan asset (laba) yang menunjukkan imbalan untuk jasa modal yang ditanamkan dan resiko yang ditanggung dalam menjalankan usaha.

Kos yang melekat pada barang atau jasa yang telah dikorbankan (keluar dari kesatuan usaha) untuk menimbulkan pendapatan akan menjadi pengukur besarnya biaya  (expenses) sedangkan kos yang belum dianggap keluar merupakan himpunan kos yang melekat pada asset dan menunggu pengalokasian dan penggabungan lebih lanjut. Oleh karena itu, kos asset tidak dapat disebut sebagai nilai atau biaya tetapi sekadar kos yang menunggu pengolahan lebih lanjut.

Wabah Penggabungan
Aliran fisis produksi, kos dipecahkan, dikelompokkan, dan kemudian digabung kembali mengikuti unit fisis produk. Berarti bahwa kos digabungkan ddengan produk sebagai  wabah atau penakar penggabungan. Setelah produk diserahkan kepada pelanggan (telah terjadi penjualan) maka kos yang melekat pada unit produk yang telah diserahkan akan mengukur biaya dan secara logis dapat disebut dengan kos barang terjual (cost of goods sold).

Kos yang ikatannya dengan produk dapat dikenali dengan mudah, seperti misalnya kos tenaga kerja langsung, biasanya wabah penggabungannya adalah produk. Kos yang tidak erat kaitannya dengan produk atau sukar dirunut secara praktis ke produk, seperti kos administrasi, wabah pengabungannya adalah perioda (waktu) dan akan membentuk kos perioda (period cost). 

Upaya dan Hasil
Konsep ini menyatakan bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka memperoleh hasil berupa pendapatan. Tidak ada hasil (pendapatan) tanpa upaya (biaya). Pendapatan timbul karena biaya bukan sebaliknya pendapatan menanggung biaya. Artinya, begitu kesatuan usaha melakukan kegiatan produktif(yang direpresentasi dengan terhimpunnya kos) maka pendaptan dapat  dikatakan telah terbentuk   walaupun belum terrealisasi.

Perlunya Basis Asosiasi
Aliran kos keluar  (disposition price-aggregates) merupakan pengukuran upaya(effort) dan aliran kos masuk (acquisition price-aggregates) merupakan pengukuran hasil atau capaian(accomplishment). Selisih antara kedua  komponen tersebut akan membentuk laba. Laba mencerminkan keefektifan manajemen dalam mengelola sumber ekonomik dan merupakan informasi penting bagi pihak yang berkepentingan khususnya bagi mereka yang menyediakan sumber ekonomik dan menanggung risiko akhir.

Penakar Asosiasi Ideal dan Praktis 
Konsep ini merupakan konsekuensi lebih lanjut dari konsep kontinuitas usaha bahwa untuk menentukan kemajuan  perusahaan tidak perlu ditunggu nasib akhir perusahaan itu terjadi. Karena itu, pihak yang berkepentingandengan perusahaan memerlukan wabah atau penakar kemajuan dari waktu ke waktu. Yang di takar adalah biaya sebagai upaya dan pendapatan  sebagai hasil upaya tersebut. 

Penakaran yang dimaksud disini adalah dasar atau wadah penandingan antara biaya dan pendapatan. Penakaran yang paling cocok adalah penakaran yang dapat menunjukkan secara tepat dan objektif bahwa biaya yang masuk dalam penakaran adalah biaya yang benar-benar menyebabkan timbulnya pendapatan yang masuk dalam penakar tersebut. 

Kalau penakar sudah ditentukan, masalah berikutnya adalah menentukan berapakah kos yang harus masuk kedalam penakar sehingga dapat dibaca(dihitung). Kos yang dapat diperhitungkan sebagai upaya dan “kos” pendapatan yang dapat diperhitungkan sebagai hasil. idealnya semua kos dilekatkan pada produk sehingga asosiasi antara biaya dan pendapatan yang ditimbulkan oleh biaya tersebut sangat jelas. 

Hal ini menimbulkan kesulitan dalam mencari dasar pelekatan kos ke produk yang memungkinkan semua kos yang terjadi dapat dialokasikan secara cukup teliti kedalam divisi produksi, administrasi, dan pemasaran atau departemen , atau pusat kos tertentu yang akhirnya seluruh kos membentuk kos produk.

Karena tidak semua kos mudah dikaitkan dengan produk, akuntansi berahli kepada periode waktu sebagai penakar untuk dijadikan dasar menandingkan(matching)kos yang telah dikorbankan (biaya) dan pendapatan. Perioda akuntansi merupakan penakaran pengganti yang memang mudah dilaksanakan tetapi konsep dasarnya tetap yaitu bahwa untuk mengukur laba yang tepat dalam suatu perioda maka pendapatan dari hasil penjualan sejumlah produk (atas jasa) harus ditandingkan dengan biaya (diukur dengan kos ) yang keluar dari kesatuan usaha untuk  memperoleh pendapatan tersebut.

Jadi akuntansi mengklasifikasi kos yang merepresentasi upaya menjadi kos produk dan kos perioda  dalam statemen laba-rugi,kos produk mengukur kos barang terjual dan kos perioda mengukur biaya administrasi dan biaya penjualan.

Popular posts from this blog

Istilah-Istilah Dalam Bertelepon

Teori Marketing Perhotelan

Strategi Dan Perencanaan Pemasaran