Keterbatasan Neraca Saldo
Neraca saldo belum siap sebagai dasar untuk penyusunan laporan keuangan bila terdapat transaksi akrual
Seperti yang telah diilustrasikan pada siklus akuntansi di atas, setelah neraca saldo disusun maka laporan keuangan perusahaan bisa dibuat. Laporan keuangan yang dibuat pada akhir periode harus menunjukkan kondisi yang sebenarnya.
Bila neraca saldo sudah menunjukkan kondisi yang sebenarnya, maka laporan keuanganpun siap untuk dikerjakan. Namun pada kenyataannya, neraca saldo sering tidak menunjukkan kondisi yang sebenarnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa
keterbatasan yang melekat dalam neraca saldo.Keterbatasan Neraca Saldo tersebut meliputi :
1. Neraca saldo hanya menunjukkan saldo-saldo akun yang sudah dicatat, sedangkan pada akhir periode ada beberapa transaksi yang belum dicatat dan harus diakui seperti, gaji yang belum dibayar, penyusutan,
suplies yang digunakan dan sebagainya. Transaksi yang bersifat akrual ini perlu penyesuaian. Dengan demikian neraca saldo belum dapat digunakan sebagai dasar penyusunan laporan keuangan karena perlu penyesuaian.
2. Jumlah debit dan kredit di neraca saldo yang diharuskan sama tidak selalu menunjukkan kebenaran. Hal ini disebabkan oleh :
a) Suatu transaksi tidak dicatat sama sekali, sehingga tidak mempengaruhi jumlah debit dan kredit.
Contoh: Perusahaan membeli perlengkapan secara tunai sebesar Rp. 100.000,- tidak dicatat dalam buku harian. Angka ini tidak mempengaruhi kesamaan jumlah debit dan kredit pada neraca saldo.
b) Mencatat transaksi dengan jumlah yang salah pada akun yang benar.
Contoh : Perusahaan membayar gaji sebesar Rp 3.000.000,- dicatat Rp. 300.000,-. Jumlah ini setelah di posting tidak akan mempengaruhi kesamaan jumlah debit dan kredit di neraca saldo.
c) Mencatat suatu transaksi lebih dari satu kali
Contoh : membayar polis asuransi gedung Rp. 3.000.000,- dicatat sebanyak dua kali. Jumlah ini tidak mempengaruhi kesamaan jumlah debit dan kredit di neraca saldo.
d) Kesalahan pencatatan satu akun yang diimbangi dengan kesalahan akun yang lain.
Contoh: Perusahaan membeli peralatan secara kredit dengan nilai Rp. 2.000.000,- dicatat ke perlengkapan. Akun yang salah tidak akan mempengaruhi keseimbangan jumlah debit dan kredit.
Kesalahan-kesalahan tersebut sebagaimana dicontohkan di atas bisa terjadi karena beberapa kemungkinan diantaranya adalah adanya kecurangan yang dilakukan oleh petugas perusahaan atau bisa terjadi karena kesalahan dalam pencatatan
Neraca saldo jumlahnya harus seimbang (balance). Namun keseimbangan antara debit dan kredit belum tentu menunjukkan kebenaran